
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim. (c) AP Photo/Bernat Armangue
Bola.net – Ruben Amorim memulai musim 2024/2025 dengan reputasi tinggi di Portugal. Ia membangun pondasi kuat bersama Sporting CP dan menciptakan gaya bermain menyerang yang menyenangkan.
Tak butuh waktu lama bagi Manchester United untuk tergoda dan mengajaknya ke Old Trafford. Keputusan ini membawa dampak besar, baik bagi Amorim maupun kedua klub yang ia tangani.
Namun, kepindahan tersebut tidak langsung menghasilkan perubahan signifikan di Manchester United. Amorim justru kesulitan mengangkat performa tim yang sudah terlanjur menurun sejak awal musim.
Sementara itu, Sporting CP tetap meraih gelar domestik, tetapi tanpa permainan atraktif seperti sebelumnya. Transisi kedua klub ini jadi bahan perbandingan menarik sepanjang musim.
Kondisi di Manchester United memperlihatkan tantangan besar dalam menerapkan filosofi baru. Para pemain butuh waktu memahami sistem 3-4-2-1 yang jadi andalan Amorim. Sayangnya, tekanan tinggi di Premier League membuatnya sulit menerapkan ide-ide tersebut secara efektif dalam waktu singkat.
Sporting pun tidak serta-merta melaju tanpa kendala setelah ditinggal Amorim. Meski tetap kompetitif, performa mereka menurun secara signifikan. Lalu, bagaimana statistik Amorim bersama kedua klub musim ini? Berikut analisis lengkapnya.
Performa Cemerlang Bersama Sporting CP
Manajer Manchester United Ruben Amorim. (c) AP Photo/Dave Thompson
Ruben Amorim mengawali musim 2024/2025 bersama Sporting dengan luar biasa. Dalam 18 pertandingan awalnya, ia mencetak 16 kemenangan, menunjukkan konsistensi luar biasa.
Hanya satu kekalahan yang diderita Sporting di bawahnya, yakni saat menghadapi Porto di Supertaca. Selebihnya, Amorim mempersembahkan permainan cepat dan dominan yang disukai banyak pengamat.
Sporting bahkan sukses menaklukkan Manchester City 4-1 dalam ajang Liga Champions. Hasil tersebut menjadi salah satu pencapaian besar yang kemudian menarik perhatian Manchester United.
Masa Sulit di Old Trafford
Pelatih Manchester United Ruben Amorim berjalan di atas lapangan setelah laga FA Cup melawan Fulham di Old Trafford, Minggu (2/3/2025) malam WIB. (c) AP Photo/Jon Super
Amorim resmi menjadi manajer Manchester United setelah jeda internasional pada bulan November. Ia ditunjuk menggantikan Erik ten Hag yang dipecat akibat hasil buruk.
Namun, ia tidak langsung memberikan perubahan instan. Skema permainan andalannya gagal dijalankan secara maksimal oleh pemain-pemain United.
Dari 41 pertandingan yang dilaluinya, Amorim hanya meraih 16 kemenangan. Ia juga mencatatkan 8 imbang dan 17 kekalahan sehingga membuat United terpuruk di peringkat 16.
United juga harus menyerah dari Tottenham di final Liga Europa yang berlangsung di San Mames. Alhasil, Setan Merah tidak akan tampil di kompetisi Eropa musim depan.
Perbandingan Statistik: Sporting Lebih Konsisten
Casemiro berjalan melewati trofi Liga Europa musim 2024/2025 (c) AP Photo/Bernat Armangue
Catatan kemenangan Amorim di Sporting mencapai 88,9 persen—salah satu yang tertinggi sepanjang kariernya. Hal ini menegaskan kemampuannya memimpin tim di lingkungan yang ia pahami dengan baik.
Sebaliknya, di Manchester United, tingkat kemenangannya hanya 39 persen. Jelas terlihat bahwa tantangan di Premier League jauh lebih berat.
Perbedaan besar ini juga dipengaruhi oleh struktur internal klub, kualitas skuad, serta tekanan tinggi dari fans dan media Inggris.
Nasib Sporting CP Setelah Ditinggal Amorim
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim. (c) AP Photo/Dave Thompson
Setelah kepergian Amorim, Sporting menunjuk Joao Pereira sebagai pelatih sementara. Kemudian, Rui Borges mengambil alih kursi pelatih secara permanen pada akhir Desember.
Meski tetap sukses secara hasil, Sporting tak lagi tampil seimpresif era Amorim. Mereka tetap menjuarai Liga Portugal dan mencapai final Taca de Portugal.
Namun, dari 36 pertandingan yang dipimpin Pereira dan Borges, mereka hanya menang 20 kali. Persentase kemenangan mereka turun menjadi 55,6 persen.
Gelar Liga yang Hampir Terlepas
Striker Sporting Lisbon, Viktor Gyokeres (c) Sporting CP Official
Sporting sempat mengalami empat kekalahan beruntun usai kepergian Amorim. Situasi ini membuat Benfica hampir menyalip mereka di klasemen akhir.
Beruntung, mereka berhasil kembali ke jalur kemenangan pada periode penutup musim. Tapi secara keseluruhan, performa mereka menurun dibanding musim sebelumnya.
Sporting juga mengumpulkan delapan poin lebih sedikit dari musim lalu. Tanpa start sempurna yang dibangun Amorim, gelar liga bisa saja jatuh ke tangan Benfica.